TRIBUNNEWS.COM-Nilai industri e-sports global pada 2019 hampir sama dengan nilai pasar industri game Indonesia, yakni 16 triliun rupiah. Sayangnya, masih banyak orang yang salah dalam memandang industri e-sports.
Mengingat suksesnya e-sports, memang ada banyak faktor, dan mereka juga tenggelam dalam tren yang menyebar dari hari ke hari ini. Jumlah acara e-sports dan jumlah e-sports tim profesional lokal. Bahkan dalam ekosistem e-sports, komoditas utamanya bukanlah kedua hal tersebut, melainkan game itu sendiri.
Tanpa game, ekosistem e-sports tidak akan sebesar dan subur seperti sekarang. Yang ini. Namun, nilai industri e-sports global di atas hanyalah puncak gunung es industri game. Industri game berhasil mencatatkan transaksi senilai Rp1,7 triliun pada 2019. Faktanya, industri game global 140% lebih tinggi dari industri film.
Di beberapa negara seperti Jepang, Cina, dan Korea Selatan, permainan merupakan komoditas utama dan terbesar yang termasuk dalam ekspor budaya. Misalnya, di Korea Selatan, dari 2012 hingga 2017, ekspor game Korea 1100% lebih tinggi dari K-Pop dan 13.000% lebih tinggi dari ekspor film Korea. Dukungan industri game online dalam negeri telah terbukti tidak bisa ditunda lagi dan harus dimulai sebelum kemunculan game online asing di Indonesia membanjiri dirinya.
Menyadari potensi tersebut, Melon (TelkomGroup) selaku penerbit game dan Anantarupa Studios sebagai developer game lokal mendemonstrasikan game e-sports Lokapala pertama di Indonesia pada Mei tahun lalu.
Melon memilih bekerja sama dengan Anantarupa dilandasi keyakinan bahwa Lokapala dapat memberikan dampak positif bagi industri game lokal dan industri lainnya untuk mendukung perekonomian nasional, serta dapat mengenalkan kembali nilai-nilai budaya kepada generasi muda melalui tokoh sejarah dan mitos. . Kata Dedi Suherman, CEO Melon Indonesia.
Anantarupa Studios sendiri merupakan pengembang game dan telah berkecimpung di industri game lokal selama 9 tahun. Dengan latar belakang nilai budaya dan sejarah nusantara, Anatalupa memadukan filosofinya sendiri dengan kata “ locapala ”, yaitu “ penjaga lapangan ”, dengan menciptakan sejarah dan mitologi dalam permainan tersebut. Karakter untuk disajikan.

“Lokapala hadir untuk membantu industri kreatif kembali berkembang dengan mengenalkan budaya Indonesia kepada anak muda. Kami berharap dapat mempromosikan budaya game yang positif, karena selama ini game dibarengi dengan kesan buruk,” tambah CEO Ivan Chen Keberadaan Lokapala menjawab tantangan ini: Indonesia bukan hanya pasar sasaran, tetapi juga Indonesia. Dimungkinkan untuk berdiri dan menampilkan game e-sports yang siap bersaing di panggung dunia. Diharapkan game tersebut akan mempromosikan ekspor industri dan berkontribusi pada mata uang negara.
Namun, perjuangan ini masih membutuhkan dukungan dari berbagai aspek untuk memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Lokapala, menjadikannya game yang layak dan mampu bersaing dengan game lain dalam skala global. Lokapala diharapkan dapat menyelenggarakan kompetisi di negara / daerahnya sendiri, dan mampu bersaing dengan game asing di pasar global, serta mendorong perkembangan industri game Indonesia. (*)