Reporter Tribunnews Fitri Wulandari (Fitri Wulandari) melaporkan-Beijing TRIBUNNEWS.COM-Microsoft mengonfirmasi akan terus membuka toko ritel di China.
Meskipun mereka akan ditutup pada saat yang sama, mereka masih melakukan tindakan ini. Retail ada di banyak negara / kawasan termasuk Amerika Serikat (Amerika Serikat), Inggris Raya, dan Uni Eropa (UE).
Kabar tersebut muncul setelah sebuah perusahaan teknologi raksasa Amerika mengumumkan Jumat lalu akan menutup permanen semua toko fisik (toko offline), termasuk toko offline di Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, Australia dan Puerto Rico.
Perusahaan mengatakan akan mengubah bisnisnya dan fokus pada penjualan online.

Dikutip dari laman “Sputnik News”, Senin (29/6 / sejak 2020), pandemi virus corona (Covid-19) yang sudah beroperasi sejak akhir Maret lalu memaksa teknologi perusahaan mengadopsi dukungan online. Mempercepat transformasi digitalnya.
Microsoft juga telah mengurangi perhatiannya pada sektor ritel dan berencana untuk meningkatkan perannya dalam bidang teknis pengembangan teknologi. Saat China mempromosikan Microsoft untuk menjadi ibu kota teknologi dunia, teknologi kunci terus bermunculan.
Baca: Pendiri Microsoft Bilang Amerika Serikat Akan Bebaskan Covid-19 pada 2021. Ini Alasannya-Bagaimana Dengan Kerja Sama Yang Sedang Berlangsung? Revolusi antara Microsoft dan Industri 4.0?
Menurut situs web resmi Microsoft, anak perusahaan “terlengkap ” di luar Amerika Serikat dan pusat penelitian dan pengembangan (R&D) terbesar berlokasi di Cina, dengan sekitar 17.000 mitra di daratan. –Baca: Sebelum Microsoft mempertimbangkan pengembangan pusat data nasional, Jokowi mensyaratkan penyusunan regulasi-Microsoft telah menyelenggarakan fasilitas R&D lain di Seattle, AS dan Munich, Jerman.